Banyak orang yang mengira destinasi wisata di Kota Tua hanya sebatas area Museum dan Lapangan Fatahillah saja. Padahal kawasan Kota Tua Jakarta menawarkan banyak atraksi wisata yang cukup beragam, mulai dari wisata sejarah, wisata bahari, hingga wisata belanja.
Berikut adalah sepuluh tempat yang wajib didatangi jika berkunjung ke kawasan kota tua Jakarta:
1. Museum Sejarah Jakarta / Museum Fatahillah
Tidak diragukan lagi, gedung Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah merupakan ikon utama kawasan kota Tua Jakarta. Gedung yang dulunya merupakan balaikota ini pertama kali didirikan pada tahun 1626 oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen dan dibangun kembali pada tahun 1707 oleh Gubernur Jenderal Joan van Hoorn.
Di masa lalu, gedung seluas 1300 meter persegi ini merupakan pusat pemerintahan VOC sebelum pindah ke kawasan Weltevreden pada masa Hindia Belanda. Koleksi yang dipamerkan di museum ini antara lain replika peninggalan era Tarumanegara dan Pajajaran di Jakarta, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik, keramik, gerabah, prasasti dan patung.
Di bagian bawah museum terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulunya pernah digunakan untuk menawan tokoh-tokoh pejuang Indonesia seperti Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, dan tokoh lainnya.

2. Taman Fatahillah
Lapangan Fatahillah terletak di depan gedung Museum Sejarah Jakarta dan merupakan bagian dari halaman bangunan Museum Fatahillah. Di lapangan ini terdapat keran air yang konon berasal dari zaman VOC. Di sini juga terdapat meriam si Jagur yang sangat terkenal.

3. Stasiun Kereta Api Kota
Stasiun Kota atau yang dikenal dengan Stasiun Beos selesai dibangun pada tahun 1929 dan diresmikan langsung oleh gubernur jenderal pada masa itu, A.C.D. de Graeff. Stasiun ini merupakan stasiun terbesar di Indonesia dan dirancang oleh arsitek Frans Johan Louwrens Ghijsels.

4. Museum Wayang
Museum Wayang terletak tidak jauh dari Museum Fatahillah dan tadinya merupakan gereja bernama De Oude Hollandsche Kerk. Pada tahun 1732 gedung ini diperbaiki dan diganti namanya menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk. Pada tahun 1975, bangunan ini resmi digunakan sebagai museum wayang yang memamerkan aneka wayang dan boneka dari seluruh dunia.

5. Museum Seni Rupa dan Keramik
Museum ini terletak di seberang Museum Fatahillah dan memajang aneka macam keramik dari seluruh Indonesia dan dunia. Awalnya, bangunan museum ini merupakan Kantor Dewan Kehakiman Kastil Batavia yang dibangun pada tahun 1870 oleh pemerintah Hindia Belanda.

6. Museum Bank Mandiri
Tidak jauh dari Museum Fatahillah terdapat satu lagi museum yang menarik untuk dikunjungi yaitu Museum Bank Mandiri. Museum yang memamerkan aneka benda yang berhubungan dengan dunia perbankan. Pengunjung juga bisa menikmati keindahan interior dan eksterior bangunan yang dulunya merupakan kantor Nederlandsche Handel-Maatschappij ini.

7. Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia terletak di sebelah Museum Bank Mandiri dan merupakan bekas gedung De Javasche Bank. Museum ini memamerkan kiprah Bank Indonesia dari masa ke masa dan benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan keuangan.

8. Museum Bahari
Museum Bahari terletak di samping muara Sungai Ciliwung dan dulunya merupakan gudang VOC yang dibangun mulai tahun 1652. Sejak dijadikan museum pada tahun 1977, gedung ini memamerkan koleksi benda bersejarah yang berhubungan dengan dunia maritim.

9. Pelabuhan Sunda Kelapa
Sempat menjadi pelabuhan penting pada masa Hindu-Budha dan Hindia-Belanda, pelabuhan Sunda Kelapa ini hanyalah merupakan sebuah pelabuhan nelayan kecil. Pelabuhan ini layak dikunjungi karena merupakan cikal bakal kota Jakarta.
Sebelum direbut oleh Kerajaan Demak, Sunda Kalapa atau Kalapa dulunya merupakan pelabuhan utama Kerajaan Pajajaran dan Tarumanagara yang menguasai wilayah Jawa Barat dan Jakarta sekarang.

10. Glodok
Glodok sudah dihuni oleh kaum Tionghoa sejak masa VOC. Sejak gagalnya pemberontakan warga Tionghoa pada tahun 1740 dan munculnya larangan bagi mereka untuk tinggal di dalam tembok kota, Glodok dijadikan perkampungan resmi warga Tionghoa oleh VOC. Sejak saat itu, kawasan Glodok berkembang menjadi kawasan pecinan dan pusat perdagangan.

(ES)
Image source: id.wikipedia.org, Jacob Montrasio, denieksukarya.com, jakarta.panduanwista.com, indonesia.travel, museumindonesia.org, ceritawisata.com
Kota Tua or Old City is the top tourist destination in Jakarta. Besides Fatahillah Museum, the area offers a number of tourist attractions, ranging from historical, maritime and shopping.
Following are the top 10 places to visit if you happen to be in Jakarta’s old city area:
1. Fatahillah Museum (Jakarta Historical Museum)
Fatahillah or Jakarta Historical Museum is undoubtedly the main icon of Jakarta’s old city. The building was first constructed as city hall in 1626. This 1,300-square meter building used to be the administrative headquarters of the Dutch East India Company and later of the Dutch Colonial Government.
The collections displayed in the museum include replicas of Tarumanagara and Pajajaran artifacts in Jakarta, items found during archaelogical excavations in Jakarta, antique furnitures, ceramic, pottery, stone inscriptions, statues, and many more. The basement of the museum was once used as an underground prison to detain criminals as well as several Indonesian political figures such as Prince Diponegoro, Cut Nyak Dien, etc.
2. Fatahillah Square
Fatahillah Square is situated in front of the Jakarta Historical Museum and is part of its courtyard. In addition to famous Jagur cannon, there is a historical water tap located in the area.
3. Kota (City) Railway Station
Kota Railway Station that also known as Beos Station was completed in 1929. This is the largest railway station in Indonesia and was designed by a famous architect, Frans Johan Louwrens Ghijsels.
4. Wayang (Puppet) Museum
Wayang Museum is located near Fatahillah Museum and was first constructed in 1640. The building was initially used as a church under the name of De Oude Hollandsche Kerk. In 1975, the building was officially used as Wayang Museum to display various wayang and puppets from all over the world.
5. Fine Art and Ceramic Museum
This museum is located across Fatahillah Museum and it displays various ceramics from Indonesia and around the world. The building was initially used as the Court House of Justice of Batavia which was constructed in 1870 by the Netherland Indies government.
6. Bank Mandiri Museum
Also not far away from Fatahillah Museum, there is another museum called Bank Mandiri Museum. This museum displays various items related to banking activities and was opened for public in 1998. Visitors can also enjoy the beautiful ornaments and architecture of the building that used to be an office for the Nederlandsche Handel-Maatschappij.
7. Indonesian Central Bank Museum
Indonesian Central Bank Museum is located next to the Bank Mandiri Museum and was formerly belonged to the De Javasche Bank. This museum records the history of the Indonesian Central Bank and displays historical items related to finance.
8. Maritime Museum
Maritime Museum is situated next to Ciliwung River and formerly was a warehouse used by Dutch East India Company (VOC). It was turned into a museum in 1977, displaying historical items related to maritime activities.
9. Sunda Kelapa Harbor
Sunda Kelapa used to be an important harbor during Hindu-Buddhist and the Netherland Indies eras. Today, it is only a small fishing port. Sunda Kelapa or Kalapa was formerly the main harbor of Pajajaran and Tarumanagara Kingdom that occupy the area of West Java and Jakarta.
10. Glodok
Glodok has been inhabited by the Chinese since the Dutch East India Company (VOC) era.
Since the failure of uprising citizens of Tionghoa on in 1740 and the emergence of prohibition for them to stay in inside the city walls, Glodok be used as the township officially citizens of Tionghoa by VOC
The rebellion of uprising citizens of China was happened in 1740 and as a result, the Chinese people were prohibited to stay inside the city walls. Glodok has been changed into an official settlement area for the Chinese people by the Dutch East India Company (VOC). Since then, Glodok has developed into a Chinatown as well as a trade center.
(ES)
Image source: id.wikipedia.org, Jacob Montrasio, denieksukarya.com, jakarta.panduanwista.com, indonesia.travel, museumindonesia.org, ceritawisata.com
Terimakasih atas artikel anda yang menarik dan bermanfaat.
Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis yang bisa anda kunjungi di
Pariwisata
Di gambar mah cakep. Aslinya ya gitu aja.