“Te, Sate…” Bagi mereka yang pernah tinggal di Indonesia, teriakan tukang sate di atas pastinya sudah tidak asing lagi di telinga.
Sate adalah makanan khas asal Jawa yang telah menyebar ke berbagai daerah di nusantara bahkan hingga ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Thailand, dan lain-lain.
Sate umumnya terdiri dari beberapa potong daging kambing, ayam atau sapi yang dipotong dadu atau kecil-kecil lalu ditusukkan ke lidi atau bilah bambu tipis dan runcing secara berjajar. Selanjutnya, potongan sate tersebut dibumbui dengan kecap atau aneka rempah-rempah lalu dibakar hingga matang. Setelah matang, sate biasanya dihidangkan dengan saos yang terbuat dari aneka bumbu umumnya campuran kacang tanah, rempah-rempah, dan gula jawa.
Menurut pakar kuliner, asal muasal sate dipengaruhi oleh kedatangan imigran Muslim asal India dan Arab ke Jawa pada awal abad ke-19. Sate diyakini merupakan hasil pengembangan kebab India yang memiliki pengaruh Timur Tengah yang kental. Selanjutnya, sate menyebar ke seantero kawasan Asia Tenggara pada akhir abad ke-19.
Seiring perkembangan zaman, bahan sate tidak lagi terbatas pada ketiga jenis daging di atas. Kini ada:
- Sate Ikan
- Sate Udang
- Sate Cumi
- Sate Kerang
- Sate Kelinci
- Sate Telur Puyuh
- Sate Tahu
- Sate Jamur
- Sate Bandeng
- Sate Usus
- Sate Ati Ampela
- Sate Afrika
- Sate Lalat
- Sate Rusuk
Ada pula jenis sate lain yang spesifik daerah seperti:
- Sate Ponorogo
- Sate Madura
- Sate Padang
- Sate Buntel
- Sate Lilit
Hingga yang ekstrim seperti:
- Sate Ular
- Sate Ulat
- Sate Kuda
- Sate Buaya
- Sate Keong
- Sate Belut
- Sate Tikus
- Sate Kelabang
Tertarik mencobanya? Jangan khawatir. Harga sate tidak terlalu mahal, antara Rp. 10.000 hingga Rp. 50.000 per porsi. Hayoo, siapa yang berani coba sate jenis ekstrim???
Image Source: Dietrich Ayala (Flickr: Yogyakarta) dan tipsmemasak.com
“Te, Sate…” Those who have the opportunity to live in Indonesia, including the US President Barrack Obama, are definitely familiar with the typical call of satay seller above.
Satay is a Javanese dish that has spread throughout Indonesia and it’s neighboring countries such as Malaysia, Singapore, Brunei, Philippine, Thailand, and others. Satay generally consists of diced or sliced lamb, chicken or beef, that are threaded onto the skewers made from the midrib of a coconut leaf or bamboo.
These meats are seasoned with soy sauce and various spices and grilled until cooked and tender. Satay is usually served with peanut sauce mixed with various spices.
According to some experts, the origin of satay is closely related to the influx of Indian Muslim and Arabs to Java in early 19th century. It is widely believed that satay is the adaptation of Indian kebab that has strong Arabic influence. Less than a century later, satay spread to other South East Asian regions thanks to the Javanese immigrants.
As time goes by, the material used for satay is not limited to the three types of meat above. We now have:
- Fish satay
- Shrimp satay
- Squid satay
- Rabbit satay
- Quail egg satay
- Tofu satay
- Mushroom satay
- Milkfish satay
- Liver and Gizzard satay
There are also satays that are specific to particular regions such as:
- Ponorogon satay
- Maduran satay
- Padangnese satay
- African satay
- Solonese satay
- Balinese satay
As well as extreme ones such as:
- Snake satay
- Crocodile satay
- Snail satay
- Horse meat satay
- Rat meat satay
- Caterpillar satay
- Eel satay
- Scorpion satay
Dare to try it yourself ? Satay can be found nerly everywhere in Indonesia and the price is not expensive, between ID 10,000 to 50,000 per serving. (ES)
Image Source: Dietrich Ayala (Flickr: Yogyakarta) and tipsmemasak.com
“Te, Sate…” Bagi mereka yang pernah tinggal di Indonesia, teriakan tukang sate di atas pastinya sudah tidak asing lagi di telinga.
Sate adalah makanan khas asal Jawa yang telah menyebar ke berbagai daerah di nusantara bahkan hingga ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Thailand, dan lain-lain.
Sate umumnya terdiri dari beberapa potong daging kambing, ayam atau sapi yang dipotong dadu atau kecil-kecil lalu ditusukkan ke lidi atau bilah bambu tipis dan runcing secara berjajar. Selanjutnya, potongan sate tersebut dibumbui dengan kecap atau aneka rempah-rempah lalu dibakar hingga matang. Setelah matang, sate biasanya dihidangkan dengan saos yang terbuat dari aneka bumbu umumnya campuran kacang tanah, rempah-rempah, dan gula jawa.
Menurut pakar kuliner, asal muasal sate dipengaruhi oleh kedatangan imigran Muslim asal India dan Arab ke Jawa pada awal abad ke-19. Sate diyakini merupakan hasil pengembangan kebab India yang memiliki pengaruh Timur Tengah yang kental. Selanjutnya, sate menyebar ke seantero kawasan Asia Tenggara pada akhir abad ke-19.
Seiring perkembangan zaman, bahan sate tidak lagi terbatas pada ketiga jenis daging di atas. Kini ada:
- Sate Ikan
- Sate Udang
- Sate Cumi
- Sate Kerang
- Sate Kelinci
- Sate Telur Puyuh
- Sate Tahu
- Sate Jamur
- Sate Bandeng
- Sate Usus
- Sate Ati Ampela
- Sate Afrika
- Sate Lalat
- Sate Rusuk
Ada pula jenis sate lain yang spesifik daerah seperti:
- Sate Ponorogo
- Sate Madura
- Sate Padang
- Sate Buntel
- Sate Lilit
Hingga yang ekstrim seperti:
- Sate Ular
- Sate Ulat
- Sate Kuda
- Sate Buaya
- Sate Keong
- Sate Belut
- Sate Tikus
- Sate Kelabang
Tertarik mencobanya? Jangan khawatir. Harga sate tidak terlalu mahal, antara Rp. 10.000 hingga Rp. 50.000 per porsi. Hayoo, siapa yang berani coba sate jenis ekstrim???
Foto: By Dietrich Ayala (Flickr: Yogyakarta)
You’re very welcome to subscribes our blog,
go follow our others account on twitter, instagram, google+ and our site at @gogonesia / http://www.gogonesia.com for update.
Saya ucapkan Terimakasih kepada pembuat artikel ini, artikel ini sangat bermanfaat dan tentu saja
berisi informasi yang sangat bermanfaat untuk semua pembaca di blog ini. Update terus dan tetap semangat gan.